Minggu, 08 Maret 2009

SEMINAR EKONOMI ISLAM

Assalamu'alikum warahmatullahi wabarakatuh...
akhionya bahan kuliah ekonomi islam dan seminar ekonomi Islam yang diadakan kemarin sudah dapat di unduh disini....

semoga bermanfaat bagi semua....
Uang dalam islam(ziddu)
seminar ekonomi Islam STAN1(ziddu)
seminar ekonomi Islam STAN2(ziddu)

selengkapnya......

Sabtu, 07 Maret 2009

MATERI : Mata uang dalam pandangan Islam + KEI : distribusi & keseimbangan


Mata Uang Dalam Pandangan Islam
donlot slide (pdf)
Kuliah Ekonomi Islam : Distribusi & Keseimbangan
donlot slide (pdf)


selengkapnya......

Jumat, 16 Januari 2009

KULIAH EKONOMI ISLAM

Oleh Heru Binawan


Berfikir adalah proses memahami hakikat fakta yang ditangkap oleh indera dengan informasi terdahulu.
4 komponen berfikir :

  • Informasi terdahulu
  • Fakta (sesuatu yang diindra)
  • Indra
  • Otak sehat

Fakta dapat menimbulkan pemahaman seseorang terhadap sesuatu atau bisa juga seseorang paham karena adanya fakta. Untuk mendapatkan pemahaman (mafahim) yang benar tentang sesuatu maka kita harus menggunakan 4 komponen tadi.

I. Sistem Ekonomi Kapitalis

3 kerangka dasar dalam sistem ekonomi kapitalis :

· SCARCITY (kelangkaan barang dan Jasa)

· VALUE (Nilai barang yang dihasilkan)

· PRICE (Harga & Peranan)

  1. Scarcity: ketika kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas, maka akan terjadi kelangkaan barang dan jasa. Solusi yang ditawarkan oleh kapitalisme untuk mengatasi scarcity adalah meningkatkan produksi dan tanpa campur tangan dari pihak manapunValue
  2. Utility value : nilai guna dari suatu barang. Utility value tergantung dari pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan barang tersebut. Barang yang punya utility value tinggi belum tentu punya nilai tukar tinggi, tergantung pada penawaran dan permintaan (supply dan demand)
  3. Barang yang dibahas dalam sistem kapitalisme :
  • Barang ekonomi adalah barang yang dibutuhkan manusia jika ada permintaan.
  • Tidak dibedakan halal dan haramnya
  • Tidak termasuk barang yang bebas, contoh : udara
  • Air termasuk barang ekonomi, disahkan dalam konvensi PBB tahun 1950

UU Air : untuk memanfaatkan air tidak perlu izin namun untuk mengusahakan/mengelola air perlu izin. Peraturan seperti ini sangat merugikan masyarakat yang sumber air di daerahnya tidak bebas dimanfaatkan karena telah dikelola/diprivatisasi oleh kelompok/individu tertentu.

Pajak merupakan sumber pendapatan utama sebuah negara. Filosofi pajak bisa dilihat dari perumpamaan berikut :


Paj
ak dipungut dari kalangan atas dan menengah untuk diberikan pada kalangan ekonomi lemah (rakyat miskin)






Namun dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak yang telah diracik sedemikian rupa oleh pemerintah, maka pajak tidak hanya dipungut dari kalangan atas dan menengah saja namun kalangan ekonomi lemah pun ikut terkena pungutan pajak ini. Misal dengan adanya pajak pertambahan nilai (hampir seluruh barang produksi terkena pajak ini), pajak penghasilan, dll. Sehingga pemungutan pajak yang terjadi sekarang ini tidak sesuai lagi jika digambarkan dengan pola segitiga alir seperti di atas. Pajak dipungut dari semua elemen rakyat dan hasilnya lebih banyak dinikmati oleh kalangan atas.

Kritik terhadap sistem ekonomi kapitalisme :

Menyatukan pembahasan proses produksi dan distribusi. Prinsip ekonomi mereka “untuk mengatasi masalah ekonomi harus memproduksi barang sebanyak-banyaknya.”

Sehingga:

  • distribusi dianggap dapat terjadi otomatis oleh pasar.
distribusi tidak merata, terutama jika terjadi pada kebutuhan pokok, karena daerah / individu yang butuh tidak punya daya beli.

II. SISTEM EKONOMI ISLAM
1.
Kebutuhan manusia terbatasContoh :
  • Rumah: punya 10 buah, tidak mungkin ditempati setiap malam
Makanan : maksimal makan 3 kali sehari, tidak mungkin ketika kaya makannya jadi 15 kali sehari.
2.
Kepemilikan dalam islam :

Kepemilikan umum. Muslim bersyarikah atas tiga hal :

a. Penggembalaan (sumber bahan pangan)

b. Air (sumber-sumber air)

c. Api (sumber-sumber energi seperti barang tambang, gas, minyak)

Jadi dari penjelasan di atas, islam cukup tegas mengatur masalah kepemilikan umum. Tiga hal di atas harus dikelola dan digunakan untuk kesejahteraan bersama. Barang-barang tadi tidak boleh dikuasai oleh individu atau kelompok, karena memang barang itu adalah milik umum (kaum muslim). Namun dalam genggaman sistem kapitalis saat ini dapat kita lihat bahwa banyak sekali sumber daya alam yang hanya dikuasai oleh individu dan kelompok. Seperti : Exxon menguasi tambang minyak di Blok Cepu, PT. Freeport menguasai tambang emas di Papua.

Kepemilikan negara

Negara mengelola segala sesuatu yang menyangkut pertahanan negara, seperti : persenjataan. Negara juga mengelola baitul mal (kas negara) dan pengelolaan lahan sitaan yang tidak dimanfaatkan lebih dari tiga tahun.

Islam tidak mengenal pajak. Yang ada hanya berupa pungutan ketika kas negara benar-benar dalam keadaan kosong, itupun hanya bersifat temporal sekali. Dalam islam, sumber pendapatan negara diperoleh dari infaq dan shodaqoh masing-masing individu yang nantinya akan dihimpun dalam baitul maal. Setiap orang berhak mendaptkan bantuan dari baitul maal ini.



Ke pemilikan pribadi
Meliputi segala sesuatu selain kepemilikan umum dan kepemilikan Negara.
3.
Problem ekonomi dalam pandangan islam adalah tidak meratanya distribusi kekayaan dalam
syarakat bukan pada kelangkaan barang seperti kaum kapitalis.


Islam juga memisahkan pembahasan antara produksi dan distribusi. Produksi diatur oleh ilmu ekonomi sedangkan distribusi diatur oleh sistem ekonomi islam.


Ilmu ekonomi makro dan mikro hanya boleh diterapkan dalam proses produsi saja. Dalammasalah distribusi, kita sebagai muslim wajib menerapkan apa yang sudah diatur oleh islam. Halal haramnya suatu barang dan jasa menjadi kunci pokok dalam kepemilikan, oleh sebab itu mengapa sistem ekonomi islam perlu diterapkan.
4.
Menurut pandangan islam negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok yang terbatas, di antaranya :

a. Pendidikan bebas biaya dan kualitas pendidikan dijaga

menjadi

Peningkatan Sumber Daya Manusia

Menjadi

Menghasilkan sesuatu

Hal ini tentu sangat berbeda dengan pandangan kaum kapitalis, yang menganggap bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas.

b. Negara memiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan atau memberikan fasilitas kepada siapapun yang ingin menciptakan lapangan kerja sendiri. Dalam pandangan islam, lahan yang menganggur (tidak dimanfaatkan) selama 3 tahun maka negara berhak menyitanya dan diberikan kepada orang lain yang akan memanfaatkannya, seperti sabda Rasul : “siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya” (HR. Al Bukhari)

Jadi negara akan memberikan tanah secara cuma-cuma (iqtho) kepada orang yang mampu dan mau bertani namun tidak memiliki lahan pertanian (punya lahan pertanian tapi sempit).

c. Dalam pandangan islam, wanita diperbolehkan untuk bekerja. Akan tetapi wanita tidak berkewajiban untuk menafkahi dirinya sendiri melainkan kewajiban orang tuanya. Jika wanita tersebut belum menikah dan orang tuanya telah meninggal, maka saudara laki-lakinya berkewajiban menafkahinya. Bahkan negara akan memberikan sanksi kepada saudara laki-laki yang mampu, namun ia tidak mau menafkahi si wanita tersebut. Hal ini berbeda dengan andangan kaum kapitalis, dimana wanita wajib bekerja di luar rumah untuk menghidupi bukan hanya dirinya sendiri, namun juga keluarganya (kesetaraan gender).

Contoh lain yang membuktikan bahwa sistem islam adalah sistem yang menjamin kesejahteraan di antaranya adalah pada masa Khalifah Umar bin Khathab ra di Yaman, Muadz bin Jabal sampai kesulitan menemukan seorang miskin pun yang layak diberi zakat, bahkan Khalifah Umar mampu menggaji guru di Madinah sebesar 15 dinar per orang setiap orangnya (saat ini setara dengan sekitar 15 juta rupiah). Kesejahteraan ini membuktikan bahwa distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat sangat merata. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalisme yang menggulirkan ide-ide kebebasan individu, penyerahan distribusi barang dan jasa pada mekanisme pasar, dll. Dengan sistem seperti ini maka akan selalu ada kemiskinan struktural (orang miskin yang memang mau tidak mau menjadi miskin karena sistem yang ada). Daya beli mereka kurang dan kesejahteraan tidak bisa mereka rasakan. Jadilah kata pepatah “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”.

Islam mengibaratkan penguasa negara (khalifah) itu sebagai penggembala dan rakyat sebagai pihak yang digembalakan. Nabi SAW bersabda : “seorang pemimpin (penguasa) adalah pemelihara dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pemeliharaan urusan mereka” (HR Bukhari). Oleh karena itu negara berkewajiban penuh untuk memenuhi kebutuhan pokok setiap individu dalam masyarakat.

Dari uraian di atas dapat kita lihat perbedaan mendasar antara sistem ekonomi kapitalis yang sangat berpotensi menimbulkan ketimpangan dalam masyarakat dengan sistem ekonomi islam yang sangat menjamin kesejahteraan tiap-tiap individu muslim.

oleh : Windy, Riska Arianti, Ratri Dian A., Eresia N.W.

selengkapnya......

Sabtu, 10 Januari 2009

Artikel : Bukti - Bukti Kegagalan Kapitalisme

BUKTI-BUKTI KEGAGALAN KAPITALISME

Kapitalisme, sebuah ideologi yang telah lama mengakar pada setiap sendi kehidupan negara-negara liberal telah mulai tampak titik rapuhnya. Hal ini terutama terlihat pada aspek perekonomian. Apa contoh konkret bahwa kapitalisme dapat dikatakan telah gagal? Kita dapat melihat pada apa yang dialami oleh Amerika Serikat. Negara adidaya ini mengalami krisis finansial yang dampaknya tidak saja hanya melanda negara tersebut, namun sangatlah luas berskala global. Banyak negara merasakan pengaruhnya, apalagi bagi negara-negara berkembang yang masih tergantung dan mempunyai keterikatan padanya.
Di Amerika sendiri terjadi krisis besar hingga menyebabkan gejolak ekonomi sampai melonjaknya angka pengangguran di sana. Tidak sedikit bermunculan masyarakat yang dengan terpaksa menjadikan pemulung sebagai profesi barunya. Tidak hanya itu, terjadinya ketidakstabilan ekonomi tersebut diramaikan pula oleh kasus-kasus lain, seperti yang juga merupakan salah satu penyebabnya, yakni hancurnya bisnis properti, yang dengan mudahnya siapapun membuat kredit perumahan tanpa adanya syarat-syarat yang diwajibkan sebagai jaminan, adanya jual-beli surat utang yang merupakan turunan-turunan dari transaksi lain sebelumnya (sekuritisasi) tanpa terdapat wujud barang (underlined asset) yang dikenal juga sebagai Synthetic Collateralized Debt Obligation, hingga bertebarannya kasus kartu kredit macet. Kelemahan lain dalam sistem ekonomi kapitalisme juga terlihat dalam sistem pasar modal yang menghalalkan jual beli surat berharga bahkan uang yang hanya dijadikan alat spekulasi semata., sehingga terjadi ketidakseimbangan antara ‘modal’ yang benar-benar ada dengan kertas-kertas surat berharga yang hanya akan semakin turun nilainya atau bahkan hilang sama sekali. Inilah yang terjadi belakangan dan dikenal dengan bubble economy atau ekonomi balon.
Dengan melihat fakta-fakta di atas, jelas terlihat ada sesuatu yang salah dalam sistem kapitalisme tersebut. Dimanakah letak kesalahannya?
Jawabannya dapat kita temukan dari berbagai sudut pandang. Pada awalnya, ekonomi kapitalisme memang telah rapuh pada pilar-pilar dasarnya. Seperti dalam sistem bunga (interest system) yang dianut, adanya pasar gentayangan (virtual market), kekurangan pada sistem mata uang (currency system), serta masalah distribusi kepemilikan (proprietary distribution).
Pertama, dengan asas kebebasan (liberalisme), negara-negara kapitalisme tidak mengenal adanya intervensi pemerintah dalam pengelolaan ekonominya. Maka, suku bungapun terbentuk karena pasar. Kedua, adanya pasar gentayangan yang tidak sehat bagi fluktuasi keuangan negara. Kembali pada bubble economy yang pernah disinggung di atas, akan terjadi ketidakseimbangan antara uang yang sebenarnya dengan membludaknya kertas surat-surat berharga yang diperdagangkan. Idealnya, dalam perekonomian yang ada hanyalah pasar nyata/konkret (genuine) yang berupa sektor riil, yang hanya terdiri dari pertemuan antara penjual dan pembeli, tentunya dengan kerjasama produsen, investor, segenap masyarakat beserta lembaga keuangan (dalam hal ini Bank). Jika siklus ini saja dapat berjalan dan dikelola dengan baik, niscaya kesejahteraan masyarakat dapat dicapai jika pelaksanaannya sesuai kaidah yang benar yaitu menomorsatukan warga negara, bukan untuk kepentingan kelompok ataupun pribadi. Ketiga, aspek yang harus diperhatikan adalah sistem mata uang. Selayaknya, setiap uang yang dikeluarkan oleh pemerintah harus di-back up oleh logam emas ataupun perak, tidak asal mencetak uang begitu saja sesuai kebutuhan yang ada, tapi memperhatikan hal-hal lain yang berkaitan. Terakhir, dalam kehidupan masyarakat, harus adanya ketegasan mengenai hak kepemilikan yang jelas, seperti pembedaan asas kepemilikan yakni hak kepemilikan umum dan individu serta penyebaran dan pendistribusiannya yang harus merata. Jika pertumbuhan ekonomi berusaha dicapai secara maksimal oleh setiap sektor namun tidak ada campur tangan pemerintah untuk pemerataan pendapatan dan kekayaan kepada setiap unsur masyarakat hingga yang paling kecil (perorangan) maka yang akan terjadi ialah kesenjangan yang merupakan akar masalah-masalah sosial seperti yang telah terjadi dalam pelaksanaan kapitalisme. Fakta berbicara, hanya 20% bagian masyarakat dunia (the club of rich) memiliki 83% kekayaan dunia, 81% perdagangan dunia, 81% hasil investasi, menggunakan 70% energi, 85% persediaan kayu, dan 70% pangan. Adilkah? Dan ketimpangan-ketimpangan semacam itu hanya akan menimbulkan masalah-masalah baru berupa dehumanisasi seperti kriminalitas, kerusakan, kehidupan materialistis, hancurnya keluarga, dan lain sebagainya.
Berdasar uraian tersebut di atas, diharapkan kita dapat membedakan dan memilih secara bijak sistem mana yang benar dan layak untuk diterapkan dalam rangka pembentukan kondisi perekonomian yang sehat.

SC 2 Akhwat (STAN): Astika, Dea, Dian, Elviera, Retno.

selengkapnya......

Senin, 15 Desember 2008

forum diskusi


selengkapnya......